Thalabul ilmi
faridhatun ‘ala kulli muslimin wal muslimat.
Mencari ilmu wajib bagi
kaum muslimin dan muslimat.
Thalabul ilmi
faridhatun minal mahdi ilal lahdi.
Mencari ilmu wajib bagi
dari buaian sampai liang lahat.
Dari
kedua hadist diatas bias disimpulkan bahwa mencari ilmu itu wajib hukumnya. Tak
memandang dia anak orang kaya, anak pejabat, anak rakyat, sampai anak tukang
pijatpun selama dia masih bernapas, maka keharusan mencari ilmu nasih melekat
ditiap langkahnya.
Belajar
tak selamanya harus dilingkungan formal, juga sekolah elit nan mahal, tapi
belajar itu bias dilakukan dimana saja kok. Selama kita mau membuka mata, hati
dan telinga, ilmu yang Allah hamparkan dimuka bumi inipun akan kita ketahui.
Contohnya
untuk belajar berorganisasi, tak perlu jauh- jauh kita mempelajarinya dari
tokoh dunia seperti Henry Fayol. Tengok saja diri kita sendiri, tubuh kita
sendiri! Tubuh ini sarat akan ilmu yang harus kita gali sedalam- dalamnya.
Kita
tengok, mana organ tubuh kita yang kita anggap paling fatal fungsinya, paling
berpengaruh, pokoknya paling segalanya deh. Mau otak, telinga, mata, hidung,
mulut, paru- paru, jantung sampai lambung pun boleh. Pokoknya pilih satu!
Sebagian
orang berfikir, mungkin otak yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia
karena otaklah yang mengepalai system pergerakan sendi- sendi tubuh manusia,
yang berpikir dan yang mencerna informasi. Tapi bagaimana otak bias memproses
informasi, sedangkan informasi itu didapat dari mata yang melihat dan telinga
yang mendengar. Lalu bagaimana otak bias menyampaikan informasi kalau otak
tercipta tak bias berbicara. Disinilah otak membutuhkan fungsi mulut untuk
menyampaikan.
Ilmu
berorganisasi yang kita dapat dari tubuh kita, kita jangan sok jago! Jangan mentang-
mentang posisi kita paling berpengaruh dalam sebuah organisasi, kita bias
belagu pada orang lain dan mengaku diri paling penting. Karena kita itu takan bias berdiri sendiri
tanpa ada orang lain, setidak bergunanya orang itu pasti kita akan membutuhkannya.
Kita itu ibarat hurup yang takan membentuk sebuah kata dan memberikan makna
tanpa didampingi dengan hurup- hurup yang lain. Betul kan?
Lalu
jika Allah menciptakan otak dengan segala potensi, kenapa Allah menciptakan
kuku? Apa fungsi si kuku dalam system organisasi tubuh kita? Penting gak sih
kuku harus ikut serta dalam system keorganisasian tubuh kita yang maha luar
biasa? Eits, jangan salah! Tak ada ciptaan Allah yang sia- sia dimuka bumi ini,
semua ada manfaatnya. Begitupun dengan kuku. Meski fungsinya tidak sefatal
otak, tapi kuku bias digunakan untuk menggaruk, makan, dijadikan lading bisnis,
bahkan membunuh.
Hayo!
Mempelajari secuil ilmu organisasi dari tubuh kita saja sudah membahas kemana-
mana. Apalagi kalau kita lebih jauh mempelajari lebih jauh seluk beluk tubuh
kita, baik dari susunan organ- organ tubuh yang letaknya sangat tepat, system
pernafasan, susunan tulang dan persendian, system pencernaan, system peredaran
darah, bentuk tubuhnya yang sempurna, pokoknya luar biasa deh tubuh kita ini.
Makanya
tak ada alas an yang mematiakn sekalipun untuk dijadikan dasar agar kita
berhenti mencari ilmu. Alasannya dari mulai malas, gak ada biaya bagi orang
yang miskin, sampai anak orang kaya yang mentang- mentang sudah ditakdirkan
menjadi ahli waris yang kekayaannya tak akan habis dipakai oleh anak cucu tujuh
turunanpun, semuanya wajib mencari ilmu. Titik.
Lalu
muncul lagi nih alasan, ah… buat apa belajar juga kalau kita gak pintar-
pintar, percuma. Eits!! Mulai sekarang tepis alasan ini jauh- jauh karena Allah
tidak mewajibkan umatnya untuk pintar, tapi Allah mewajibkan umatnya untuk
mencari ilmu. Adapun hasil akhir dari perjalanan kita mencari ilmu, itu
tergantung proses yang kita lalui. Malas atau rajin!
Jika
malas, siap- siaplah kita terpuruk dalam kebodohan. Otak yang Allah ciptakan
dengan super kecerdasan yang belum ada tandingan dengan alat modern sekalipun
ini akan semakin tumpul karena tak pernah digunakan untuk berpikir. Beda
ceritanya kalau kita rajin mencari ilmu. Meski otak kita sudah tumpul karena
kemarin- kemarin otak kita nganggur terus dari aktifitas berpikir, tapi kalau
terus kita asah masa sih gak tumpul terus. Seperti pepatah Sunda: cikaracak ninggang batu, lila- lila jadi
legok ! tuh, batu aja yang kerasnya minta ampun bisa berlubang oleh air
yang setitik. Kuncinya Cuma satu !! tekun dan lama.
Siap
menjadi pejuang mencari ilmu?? Pastinya orang yang kebanyakan ilmu gak akan
susah membawanya kemana- mana, beda banget sama orang yang kebanyakan harta
benda. Gerak kesana, ingat harta takut dicuri orang. Terus kalau hartanya
dicuri?? Apa yang bisa diandalkan?? Maknya carilah ilmu sebanyak- banyaknya
meski sampai ke negeri cina.
Utlubul
‘ilma walau bissin !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar mendukung darimu sangat aku tunggu!!