Senin, 13 April 2015

BETAPA HARUS BERSYUKUR MENJADI UMAT MASA KINI



Selintas melihat adegan- adegan pengundang syahwat yang marak bertebaran ditelevisis membuatku bergidik. Lebih miris lagi setelah mengetahui bahwa televisi yang banyak menghadirkan tontonan, justru dijadikan tuntunan. Akibatnya masyarakat luas berbondong- bondong mengadopsi tontonan televisi dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari- hari. Benar- benar globalisasi. Tak sebatas masalah budaya, masalah agamapun ikut- ikutan berglobalisasi ria. Masya Allah.
Kalau sudah berpikir begini, fantasiku selalu berandai- andai ingin hidup dizaman dahulu saja. Biar hidup dizaman 1000SM juga, asal jangan dizaman sekarang yang kejahatannya sudah bertebaran dan nampak dimana- mana. Terbayang bumi zaman dahulu yang sunyi, tenang, berbaur dengan alam, dan ah.... Tapi akhirnya aku malu sendiri setelah tahu bahwa menjadi umat masa kini (Umat Nabi Muhammad S.A.W) adalah sebuah anugrah yang besar. Tahu kenapa?
Ada tiga hal yang tak Allah berikan kepada Nabi Adam As. Tapi diberikan kepada umat Nabi Muhammad S.A.W, yaitu:
1.                       Saat Nabi Adam bermaksiat, Allah melenyapkan seluruh pakaiannya sedangkan pada umat Nabi Muhammad S.A.W tidak. Mereka tetap memakai baju meskipun sedang atau telah bermaksiat.
2.                       Saat Nabi Adam bermaksiat, Allah memisahkannya dari istri tercinta, sedangkan umat Nabi Muhammad S.A.W tetap berkumpul dengan keluarganya meski mereka bermaksiat.
3.                       Saat Nabi Adam bermaksiat, Allah menurunkannya dari syurga ke bumi, sedangkan umat Nabi Muhammad S.A.W yang bermaksiat dibumi akan Allah naikan ke syurga asal mereka bertaubat.
Subhanallah. Air mataku menitik. Lirih ku ucapkan istigfar sekaligus rasa syukur yang tiada henti. Betapa aku harus bersyukur dan bangga menjadi umat dari seorang Nabi yang paling dicintai Allah, yang karena beliaulah Allah menciptakan langit bumi dan seisinya, yang mempunyai syafaatul udma kelak di akhirat, yang dianugrahi mukjizat terbesar sepanjang masa, yang diberi ajaran yang menjadi rahmat bagi seluruh alam, yang hal sepele seperti memungut jarum yang tergeletak ditengah jalanpun menjadi sebuah kebaikan dan mengalirkan pahala. Subhanallah, betapa aku harus bersyukur menjadi umat masa kini, menjadi umat dari agama islam yang ajarannya sudah Allah sempurnakan dari ajaran yang diberikan kepada Nabi- Nabi sebelumnya. Akupun menyadari kekeliruan fantasiku, jika aku dilahirkan dizaman dahulu, aku takan bisa menjamin bahwa aku akan terlahir dari rahim seorang muslimah.
Ya, meskipun menjadi umat masa kini tantangannya sangat berat, tapi aku tak perlu merisaukan apapun lagi, baik itu tentang kejahatan yang tiada ampun menerjang umat manusia ataupun masalah busana yang kian bikin mata sakit, aku hanya perlu meluruskan pandangan menuju keridhoan Sang Illahi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar mendukung darimu sangat aku tunggu!!