Jumat, 29 Juli 2016

Kamu Orang Kaya Atau Miskin Ya? Ini Nih Barometernya

KAMU SUDAH KAYA? ATAU MASIH MISKIN?

Duh cerita dibawah ini nampol banget deh! Beneran!
"Ceritanya ada seorang Perencana Keuangan di Jakarta yang punya banyak klien dari kalangan artis. Pada suatu hari dia malah pernah dicurhati seorang artis yang tiap hari nongol di TV, terkenal dimana-mana deh. Eh ternyata si artis gak mampu bayar cicilan mobil 5 juta saja."

"Terus ada seorang Presenter TV Nasional, kalo sedang tampil di TV rapinya pakai ampun-ampunan. Jas-nya rapi bener deh. Ceritanya pas ustadz Lukman ketemu dia, sekalinya ketemu Sang Presenter di seminar, doi langsung minta nomer HP aja. Sebulan kenal sama Ustadz Lukman, si presenter kemudian ngirim SMS... "Mas, saya pinjam uangnya 1 juta bisa? Minggu depan saya kembalikan.."
Oalaaahh.. Itu upah nge-MC-in dikemanain aja woii...

"Masih ceritanya Ustadz Luqmanul Hakim...
Tahun 2009 ada tuh salah satu Vokalis Band terkenal, yang sudah Ustadz Luqman kenal sejak 2003, ketika dulu masih kerja di EO. Ustadz Luqman sama si Vokalis Band ini sering ketemu waktu Ustadz jadi Stage Manager. Satu sore si Vokalis ngajak Ustadz Lukman ketemuan... Eh, ujung-ujungnya si Vokalis malah pinjam uang dengan alasan ini itu.. Malah hingga tahun berganti tahun, si Vokalis malah lupa sendiri sama utangnya. Hadeuhhh..."

Kisah Ustad Luqmanul Hakim gak kalah unik, waktu masih kuliah S2 di Malaysia, dia diundang makan di sebuah restoran mewah oleh salah satu kawannya. Ustadz Luqman bahkan diminta memindahkan parkiran motor bututnya, agar tidak menggangu pemandangan di halaman depan restoran. Usai makan, kawannya justru curhat dan minta nasehat, sambil menunjuk mobil mewah di halaman depan yang sudah 6 bulan cicilannya belum terbayar..

Hoho...Emang bener deh rezeki dari Allah itu PASTI CUKUP UNTUK HIDUP, tapi  GAK AKAN CUKUP UNTUK GAYA HIDUP ..

Kisah nyata sebaliknya dari Ustad Luqman*, sbb: Seorang *Ibu* tua dengan kain jarik datang ke sebuah masjid usai jumatan, Panitia dan Takmir sedang berkumpul, sambil duduk menghitung uang hasil infak jamaah hari itu. Ketika *Ibu* itu datang dengan baju sangat biasa dan berkain jarik, salah seorang dari mereka berdiri, mendekati ibu itu sambil berkata: "maaf bu, disini tidak menerima sumbangan.." Ibu itu membuka lipatan kain jariknya, mengeluarkan uang berwarna merah, biru, merah, biru, merah, biru... berlembar-lembar banyaknya, sambil berkata: " *Maaf nak, saya mau ikut bersedekah untuk pembangunan masjid ini.. Ini uangnya mohon diterima..* " Seketika para takmir itu menunduk, tak ada yang berani memandang wajah *Ibu* itu.. Salah tingkah dan menahan malu... ----------


Tulisan dari Ustad Salim A. Fillah ini juga menarik, pokoknya bikin menahan nafas membacanya.. Tertulis dalam bukunya " Barakallahu Laka, Bahagianya Merayakan Cinta "
"Suatu malam, Ustadz Muhammad Nazhif Masykur berkunjung ke rumah. Setelah membicarakan beberapa hal, beliau bercerita tentang Tukang Becak, di sebuah kota, di Jawa Timur"
Ustadz Salim melanjutkan, “Ini baru cerita, kata saya... Yang saya catat adalah, pernyataan
Misi hidup Tukang becak itu, yakni:
(1) Jangan pernah menyakiti
(2) Hati-hati memberi makan istri

“Antum pasti tanya,” kembali Salim melanjutkan ceritanya sembari menirukan kata-kata Ustadz Muhammad. "Tukang becak macam apakah ini, sehingga punya mission statement segala?".
Saya juga takjub dan berulang kali berseru, “ Subhanallah ", mendengar kisah hidup bapak berusia 55 tahun ini.
 Tukang becak ini Hafidz Qira’atu Sab’ah‼ Beliau menghafal Al-qur’an lengkap dengan tujuh lagu qira’at seperti saat ia diturunkan: qira’at Imam Hafsh, Imam Warasy, dan lainnya. Dua kalimat itu sederhana. Tetapi bayangkanlah sulitnya mewujudkan hal itu bagi kita.

Kalimat 1. Jangan pernah menyakiti. 
Dalam tafsir Beliau di antaranya adalah soal tarif becaknya. Artinya.. Jangan sampai ada yang menawar, karena menawar menunjukkan ketidakrelaan dan ketersakitan. Misalnya ada yang berkata, sbb: “Pak, terminal Rp 5.000 ya?". Lalu dijawab, "Waduh, enggak bisa, Rp 7.000 Mbak." Itu namanya sudah menyakiti. Makanya, Beliau tak pernah pasang tarif.

“Pak, terminal Rp 5.000 ya?"
Jawab Beliau pasti: "OK".

“Pak, terminal Rp 3.000 ya?"
Jawabnya juga: "OK".
Bahkan kalau ada Penumpang : "Pak, terminal Rp 1.000 ya?"
Jawabnya juga sama, yaitu: "OK".
Gusti Allah, manusia macam apa ini?!

Kalimat kedua, Hati-hati memberi makan istri.
Artinya, sang istri hanya akan makan dari keringat dan becak tuanya. Rumahnya berdinding gedek. Istrinya berjualan gorengan.
Stop!
Jangan dikira Beliau tidak bisa mengambil yang lebih dari itu. Harap tahu, Putra Beliau dua orang. Hafidz Al-qur’an semua. Salah satunya sudah menjadi Dosen terkenal di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terkemuka di Jakarta. Adiknya tak kalah sukses, Pejabat strategis di Pemerintah.
Uniknya, saat pulang, anak-anak sukses ini, tak berani berpenampilan mewah. Mobil ditinggal beberapa blok dari rumah. Semua aksesoris, seperti arloji dan handphone dilucuti. Bahkan, baju parlente, diganti kaus oblong dan celana sederhana. Ini adab, tata krama.
Sudah berulang kali sang putra mencoba meminta Bapak dan ibunya ikut ke Jakarta. Tetapi tidak pernah tersampaikan. Setiap kali akan bicara serasa tercekat di tenggorokan, lalu mereka hanya bisa menangis. Menangis. Sang Bapak selalu bercerita tentang kebahagiaannya, dan dia mempersilakan putra-putranya menikmati kebahagiaan mereka sendiri.

Ustadz Salim melanjutkan, “Waktu saya ceritakan ini pada istri di Gedung Bedah Sentral RSUP Dr. Sardjito keesokan harinya, kami menangis. Ada banyak kekasih Allah yang tak kita kenal".
Ah, benar sekali: banyak kekasih Allah dan manusia langit yang tidak kita kenal.

Oleh: Ustadz Salim A.Fillah

Kawanku.. Hari terus berganti, matahari datang pagi ini, dan menghilang sore nanti... Usia kita terus bertambah, tanpa sadar banyak hal yang begitu saja kita lewatkan, hanya untuk mengejar dunia yang sementara... Padahal esok pada waktunya, kita semua saat pulang, ternyata hanya dibungkus kain kafan tak bersaku... Tak ada bekal uang yang berlaku.. Semua harta yang selama ini kita kejar habis-habisan, ternyata semu belaka... Pangkat, jabatan, kemewahan yang selama ini dibanggakan, akan berakhir ditimbun tanah kuburan.. Banyak orang yang mengejar label kaya dengan menggadaikan dunianya, harga diri sudah musnah entah kemana... Sementara, banyak orang yang diam-diam ternyata kaya raya, dan lebih suka mencari muka hanya pada Tuhannya...

Benar kata kawan saya Mas Arief Budiman...
*ORANG KAYA adalah orang yang selalu merasa cukup, sehingga dia terus berbagi... 
*ORANG MISKIN adalah orang yang selalu merasa kurang, hingga dia terus meminta-minta...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar mendukung darimu sangat aku tunggu!!