Selintas melihat adegan- adegan pengundang syahwat yang marak
bertebaran ditelevisis membuatku bergidik. Lebih miris lagi setelah mengetahui
bahwa televisi yang banyak menghadirkan tontonan, justru dijadikan tuntunan.
Akibatnya masyarakat luas berbondong- bondong mengadopsi tontonan televisi dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari- hari. Benar- benar globalisasi. Tak
sebatas masalah budaya, masalah agamapun ikut- ikutan berglobalisasi ria. Masya
Allah.
Kalau sudah berpikir begini, fantasiku selalu berandai- andai ingin
hidup dizaman dahulu saja. Biar hidup dizaman 1000SM juga, asal jangan dizaman
sekarang yang kejahatannya sudah bertebaran dan nampak dimana- mana. Terbayang
bumi zaman dahulu yang sunyi, tenang, berbaur dengan alam, dan ah.... Tapi
akhirnya aku malu sendiri setelah tahu bahwa menjadi umat masa kini (Umat Nabi
Muhammad S.A.W) adalah sebuah anugrah yang besar. Tahu kenapa?
Ada tiga hal yang tak Allah berikan kepada Nabi Adam As. Tapi
diberikan kepada umat Nabi Muhammad S.A.W, yaitu:
1.
Saat
Nabi Adam bermaksiat, Allah melenyapkan seluruh pakaiannya sedangkan pada umat
Nabi Muhammad S.A.W tidak. Mereka tetap memakai baju meskipun sedang atau telah
bermaksiat.
2.
Saat
Nabi Adam bermaksiat, Allah memisahkannya dari istri tercinta, sedangkan umat
Nabi Muhammad S.A.W tetap berkumpul dengan keluarganya meski mereka bermaksiat.
3.
Saat
Nabi Adam bermaksiat, Allah menurunkannya dari syurga ke bumi, sedangkan umat
Nabi Muhammad S.A.W yang bermaksiat dibumi akan Allah naikan ke syurga asal
mereka bertaubat.
Subhanallah. Air mataku menitik. Lirih ku ucapkan istigfar
sekaligus rasa syukur yang tiada henti. Betapa aku harus bersyukur dan bangga
menjadi umat dari seorang Nabi yang paling dicintai Allah, yang karena
beliaulah Allah menciptakan langit bumi dan seisinya, yang mempunyai syafaatul
udma kelak di akhirat, yang dianugrahi mukjizat terbesar sepanjang masa, yang
diberi ajaran yang menjadi rahmat bagi seluruh alam, yang hal sepele seperti
memungut jarum yang tergeletak ditengah jalanpun menjadi sebuah kebaikan dan
mengalirkan pahala. Subhanallah, betapa aku harus bersyukur menjadi umat masa
kini, menjadi umat dari agama islam yang ajarannya sudah Allah sempurnakan dari
ajaran yang diberikan kepada Nabi- Nabi sebelumnya. Akupun menyadari kekeliruan
fantasiku, jika aku dilahirkan dizaman dahulu, aku takan bisa menjamin bahwa
aku akan terlahir dari rahim seorang muslimah.
Ya, meskipun menjadi umat masa kini tantangannya sangat berat, tapi
aku tak perlu merisaukan apapun lagi, baik itu tentang kejahatan yang tiada
ampun menerjang umat manusia ataupun masalah busana yang kian bikin mata sakit,
aku hanya perlu meluruskan pandangan menuju keridhoan Sang Illahi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar mendukung darimu sangat aku tunggu!!