“Tasik,
Tasik!”
“Ciamis!
Ciamis!”
Maksudnya
bukan jurusan itu, itu mah teriakan kernet bus kali. Tapi ada persamaannya juga
sih dengan jurusan yang akan saya bahas, jurusan di dalam dunia pendidikan.
Sama- sama akan tersesat bila salah jurusan. Seperti kita berencana liburan ke
Monas, malah naik bus jurusan Surabaya. Alamak! Keliling ribuan kali juga,
dijamin tak bakalan nemu Monas di Surabaya. Xixi.
Sama
seperti di dalam dunia pendidikan. Bagi kamu yang akan masuk SMK, atau naik
kelas 11 SMA, atau mau memilih jurusan diperguruan tinggi, sebaiknya kenali
dulu minat dan bakat kamu! Karena dua hal penting itu erupakan kata kunci agar
kamu tidak terjebak dalam kejenuhan di dunia pendidikan.
Lalu,
bagaimana caranya untuk mengetahui minat dan bakat kamu? Gampang!! Luangkanlah
waktu untuk mengamati hobby dan kegiatan kamu sehari- hari. Misalnya jika kamu
senang berkutat dengan komputer, maka pilihlah SMK jurusan multimedia.
Tapi
bila kamu terlalu cuek atau terlalu sibuk untuk mengamati diri sendiri,
mintalah pendapat orang tua dan teman terdekat. Percayalah, mereka pasti akan
memberikan solusi terbaiknya. Jangan lupa, selalu bertanya dan mencurahkan hati
pada Dzat yang Maha Tahu, karena Dia-lah satu- satunya Dzat yang paling tahu
kamu luar dalam melebihi siapapun.
Jika
kamu berhasil memilih dan masuk jurusan yang kamu banget, dijamin hari- hari
kamu dikelas akan menyenangkan. Otakmupun akan mdah merespon semua materi yang
diajarkan guru. Hjika diberi tugas atau PR? Kamu tak akan menganggapnya sebagai
beban, tapi kamu akan menganggapnya sebagai tantangan untuk ditaklukan.
Bayangkan betapa indah hari- harimu ketika menimba ilmu!
Kondisimu
tentu akan sangat berbeda dengan kondisi temanku yang korban salah masuk
jurusan. Dia yang menyukai dunia tulis- menulis, akhirnya memilih jurusan PGSD
sebagai jenjang pendidikan tertingginya. Keputusan ini dia ambil dengan
pertimbangan berbagai hal termasuk persetujuan orang tua dan biaya, karena dia
tak diizinkan orang tuanya kuliah keluar kota.
Tentunya
apa yang dia pelajari dengan apa yang dia suka sangat jauh berbeda, alias salah
jurusan. Awalnya dia merasa mampu menyesuaikan diri dengan jurusan yang dia
masuki. Tapi saat semester berganti semester dan tugas datang silih berganti
tanpa henti, saat itulah dia merasakan kejenuhan yang berlipat- lipat ketika
belajar dikelas. Langit- langit kelasnya terasa bak lubang hitam menakutkan
yang sewaktu- waktu akan menyedotnya.
Hal
yang paling dia benci tentu saja saat diberi tugas. Sambil menggaruk- garuk
kepala yang tak gatal(atau sebenarnya gatal beneran), wajahnya semakin kusut
karena tidak bisa mengerjakan tugas yang diberikan.”Boro- boro bisa ngerjain
tugas Nur, ngerti saja enggak,” curhatnya suatu waktu. Dia juga pernah bercerita
jika berdiskusi kelompok adalah hal paling berat selanjutnya. Karena dia akan
selalu merasa bagaikan tikus yang tersesat ditengah komunitas ayam, sama sekali
tak mengerti apa yang sedang dibahas. Dan disetiap kesempatan, aku selalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar mendukung darimu sangat aku tunggu!!