Sebel banget, kenapa sih semua laki- laki didunia ini gak ada yang
setia? Lihat yang bening sedikit, langsung deh. Ups, pacaran kan tidak
dibolehkan dalam islam, lagian usia kita masih dibawah umur. Okeh deh, kita
cari perumpamaan lain saja.
Dasar penjilat, kirain dia beneran tulus mau temenan sama aku. Eh,
ternyata dia mau nebengin PR doang? Keterlaluan, ada yang lebih pinter mah dia
boro- boro mau deket- deket sama aku, nanya aja kagak. Emang deh, didunia ini
gak ada kata setia.
Weleh- weleh masa sih? Memang jika kita lihat dan rasakan sekilas,
kata tulus dan setia memang sedikit sekali yang dilakukan oleh orang- orang. Seperti
contoh diatas, seorang teman dekat dengan kita gara- gara dia tidak bisa mengerjakan
PR yang diberikan guru. Setelah PR-nya dikerjakan? Dia kembali bergabung dengan
the gank-nya dan kembali mengacuhkan kita. Kalau ada PR lagi lantas dia tak
mengerti? Lagi deh dia nempelin kita kemana- mana, sok sok baik, sok perhatian,
dll deh.
Jadi dimana tulus dan setia bersarang dihati manusia? Apa kata
tulus hanya tertulis dalam lirik lagu saja? Hanya diumbar dalam novel roman
picisan? Apa kata setia hanya digunakan syair lagu? Hanya sebatas itukah
manfaat kata tulus dan setia tercipta dimuka bumi ini?
Kalau sudah begini, ujung- ujungnya galau deh. Kenapa ya Tuhan
tidak mengirimkan teman yang setia dan tulus dalam hidupku? Kenapa sih aku
terlahir jadi anak kamseupay? Jadinya gak ada deh yang mau temenan sama aku?
Kenapa? Kenapa otakku dibawah rata- rata banget? Gak bisa diajak kompromi deh
kalau harus mikir yang berat- berat? Kenapa? Kenapa?
Tuh kan, gara- gara kita dikhianati penyimpangan kata tulus dan
setia, ujung- ujungnya galau deh. Meratapi nasib, menceracau dan menghujat
keadaan. Padahal kalau kita membuka mata, takan ada satu alasan pun yang
membuat kita harus bergalau- galau ria. Kalau kamu pikir, kamu harus galau
gara- gara tak punya teman. Itu pemikiran yang salah besar.
Coba deh kamu bercermin! Lihat diri kamu sendiri! Rasakanlah yang
selama ini kamu tak menyadarinya! Hirup udara dalam- dalam! Pejamkan mata! Dan
rasakan detak jantung yang berdetak tiada henti didalam dadamu, rasakan udara
yang masuk lewat hidungmu, rasakan air liur yang tak pernah mengering didalam
mulutmu! Lalu bukalah mata! Lihatlah wajahmu yang sempurna, yang bibir terletak
ditempatnya, yang mata tercipta ada sepasang, ada barisan gigi yang selalu siap
mengunyah makanan yang kamu makan, dan… ternyata kamu dikelilingi oleh organ-
organ tubuh yang setia.
Saat kamu gatal, ada tangan yang segera sigap untuk menggaruknya
agar kamu tidak gatal lagi. jika kamu ingin pergi, ada kaki yang segera
melangkah menjalankan perintahmu. Saat ingin kentut, ada lubang anus yang bisa
membuka dan menutup sesuai keinginanmu. Betapa kamu dikelilingi makhluk setia,
yang selalu siap melayanimu saat kamu membutuhkannya. Pernahkah tangan mogok
menggaruk kepalamu yang gatal. Sungguh, syukur adalah hal yang paling tepat
saat menyadari bahwa kasih sayang Allah membanjirimu setiap saat. Lalu kenapa
kamu harus galau?
Lalu pernahkah jantung meminta gaji padamu atas kerja rodinya siang
malam memompa darah keseluruh tubuhmu? Saat kamu terlelap tidur, merasakan
enaknya dibuai mimpi, sedangkan jantung harus banting tulang mengerjakan
tugasnya, pernahkah dia menuntut balasan? Betapa ketulusan sebuah jantung yang
bekerja siang malam harus membuka pikiranmu lebar- lebar agar kamu segera
bersyukur pada Sang Maha Kuasa yang telah menciptakanmu sesempurna-
sempurnanya.
Jadi intinya Fren, saat kita merasa dipecundangi keadaan, saat kita
dikhianati kesetiaan dan ketulusan, kita harus pintar- pintar mengalihkan
pemikiran buruk kita agar kita tidak melakukan hal bodoh yang membuat kita
menyesal dikemudian hari. Karena ada banyak hal yang layaknya kita ambil pelajaran
yang mengajarkan kita segala hal, termasuk si tulus bin setia.
Kita hanya berkewajiban memberikan sikap tulus dan setia kita pada
orang- orang, kenal ataupun gak kenal. Titik. Adapun jika kita tak mendapatkan
perlakuan serupa dari orang itu, maka alihkanlah kekesalanmu dan pulihkanlah
kesadaranmu. Hanya Allah lah yang paling adil memberikan balasan. Jika kamu tak
mendapatkan perlakuan baik dari orang yang kamu sudah berbuat baik kepadanya,
Allah pasti mengirimkan orang lain yang lebih- lebih berbuat baik padamu, yang
lebih tulus kepadamu, contohnya ya kedua orang
tua kita.
Keep Positive Thinking, Friends.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar mendukung darimu sangat aku tunggu!!