Entah kenapa,selalu merasa hari- hari yang ku lalui tidak banyak
memberi manfaat. Dan aku selalu berpendapat bahwa jalan yang aku tempuh,
bukanlah jalan yang aku ingini. Jadi sejauh apapun aku berlari akan terasa
sangat sia- sia, karena aku selalu merasa apa yang aku kejar bukanlah hal yang
aku inginkan. Sekolahku, temanku, pelajaranku, bahkan keluargaku, dan ah…
Setelah melihat film “Seven Something” garapan negeri Thailand
sana, akujadi berpikir ulang dalam hidupku. Hal apa yang telah aku perbuat ,
yang membanggakan disetiap perjalanan 7 tahun yang aku lalui? Sudah sekian kali
aku melewati fase tujuh tahun itu, tapi apa yang aku dapat? Sedangkan kini aku
sedang berjalan menapaki fase 7 tahun yang selanjutnya?
Terkadang aku merasa langkahku ini sia- sia. Karena au masih
berjalan ditempat, tak ada perubahan, masih begini- begini saja. Sedangkan para
temanku didetik ini dan waktu ini, mereka sudah berhasil sampai dititik
keberhasilan yang selama ini mereka inginkan(Dalam aspek manapun, bak itu
prestasi belajar, jodoh, karir, dll)
Kalau sudah begini, akhirnya aku sering meronta- ronta ingin keluar
dari jalan yang sedang aku tapaki, karena jalanku kini bukanlah jalan yang aku
maksud. Aku sangat ingin bisa berjalan diatas jalan yang selama ini aku
inginkan, yang akan membawaku pada sebuah titik pencapaian yang selama ini aku
cari. Seperti yang aku bilang, aku bagaikan jalan ditempat. Menyadari hal ini,
akhirnya membuatku hampir putus asa dan menyerah.
Kisah “Pohon Pakis dan Bambu” akhirnya sedikit menyinari
kegundahanku. Nunjauh di dalam hutan, ada benih pakis dan bambu. Mereka sama-
sama diberi makan, minum, dan cahaya matahari. Ditahun pertama, pakis sudah
memperlihatkan pertumbuhannya, sedangkan bambu masih seperti wujud semulanya,
benih. Tapi benih bambu itu tetap tak pernah lelah diberikan semua hal agar dia
bisa tumbuh.
Ditahun kedua saat pakis sudah tumbuh subur menghiasi hutan dengan
warna hijaunya yang mempesona, bambu tetap bergeming. Dia masih itu itu saja.
Tahun berganti tahun, tapi bambu masih seperti sedia kala, belum memperlihatkan
pertumbuhannya. Sedangkan pakis ditahun keempat itu sudah tumbuh hijau disana
sini.
Baru ditahun kelima, bambu mulai bergerak. Dia mula memperlihatkan
tunasnya yang mungil. Lalu hari berganti hari membuat bambu tumbuh dengan cepat
dan sangat pesat. Bambu yang semula sebuah benih, akhirnya bisa tumbuh tinggi
menjulang. Dia terlihat sangat gagah dengan tubuhnya yang jangkung hampir
menyentuh langit. Bila tinggi badannya dibandingkan dengan pakis? Sungguh
sangat jauh berbeda.
Bambu dan pakis pada akhirnya tumbuh subur dan menghiasi hutan
dengan keindahan naturalnya. Tapi bambu dan pakis mempunyai tujuan hidup yang
berbeda. Awalnya saja bambu kelihatan kalah, kelihatan ketinggalan langkah,
terlihat jalan ditempat dibandingkan pakis yang hanya membutuhkan waktu
sebentar untuk tumbuh hijau. Tapi diamnya bambu, jalan ditempatnya bambu,
semata- mata bambu lakukan karena dia sedang mempersiapkan bekal, mental dan
potensi agar pada waktunya nanti, bambu siap berlari mengejar keterlambatannya
dan tumbuh setinggi- tingginya.
Lalu setinggi apakah bambu itu akan tumbuh? Bambu akan tumbuh
setinggi yang dia bisa.
Ah, akhirnya melunak. Akupun
tak lagi meronta- ronta karena aku sadar bahwa langkahku yang seperti jalan
ditempat ini bukanlah langkah diam yang biasa. Aku bergeming bukan berarti aku
diam, tapi aku sedang menyerap seluruh potensi, mencari berbagai ilmu,
memperluas khazanah pengetahuan, agar pada saat tiba waktuku nanti, aku bisa
berlari sekencang mungkin dan tiada lagi yang bisa menandingiku.
Lalu sekencang dan sejauh mana aku bisa berlari semuanya tergantung
seberapa banyak bekal yang aku punya dan berhasil aku kumpulkan.
Kini aku tak lagi bersedih. Aku hanya perlu terus berjalan, meski
sebenarnya aku merasa bahwa langkahku ini terasa sia- sia. Akupun kini tak
pernah ragu lagi. Karena aku punya Dzat Maha Tahu yang selalu siap menuntun
langkahku. Karena Dia-lah yang lebih tahu akan jalanku, dan aku telah
menyerahkan semua lagkahku untuknya. Dan akhirnya aku sadar, langkah- langkah
yang sedang aku tapaki pada akhirnya akan berbuah. Karena semuanya akan indah
pada waktunya.
*
Nama : Nur Puspitasari Apandi
Alamat
: Jln. Dewi Sartika 10 Rt/Rw 23/06 Ds. Mekarjadi Kec. Sadananya Kab. Ciamis
46256
Status : Mahasiswa Aktif STAI PUTERA GALUH CIAMIS
Nope
: 087767856743
Norek : 4058-01-005887-53-9 a/n Nur Puspitasari
Apandi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar mendukung darimu sangat aku tunggu!!